Butiran air yang turun malam itu
menambah aroma segar yang hinggap dihidungku. Terasa pekat dan begitu menusuk.
Kupercepat langkahku tanpa mempedulikannnya, sambil beberapa kali kulirik jam
tanganku yang mulai menunjukkan pukul 8 malam. Sebenarnya aku ingin menikmati perjalanan
ini,. Berlajan sendiri dan memecah genangan air yang tenang di aspal membuat
hatiku nyaman. Namun, entah mengapa hawa dingin tak henti-hentinya menyapu
tengkuk leherku, membuatku ingin segera beselimut di kasur kamarku. Menginjak
pekarangan rumah Supri, tetanggaku hawa dingin kian kuat berhembus. Otakku
mulai mencari logika atas semua ini, “hhmm,, wajar saja dingin.. memang
akhir-akhir ini sedang musim hujan”, ucapku menenagkan hati.
Pekarangan
rumah Supri terasa lebih panjang dari biasanya. Tepat di depan rumah Supri,
entah mengapa rasanya ingin sekali aku menoleh kearah jendela remang-remang
rumahnya.
Baguss nduk.. lanjutkan :)
BalasHapusmieaw :3