10 Juni 2013
Kau aneh,
Kau
memang anak yang aneh, selalu membuatku bingung atas semua pendapat-pendapat
konyolmu dan semua tingkah lakumu yang tak masuk akal. Aku benar-benar tak
habis pikir menghadapai cowok sepertimu. Harus ku apakan kau ini agar kau mengerti??
Dua surat yang kutulis sebelumnya kukira sudah menceritakan apa yang sebenarnya
terjadi antara aku dan orang aneh satu ini, hai kalian para pembaca. Sore ini
untuk kesekian kalinya kau marah-marah tak jelas. Mengataiku bullshit dan juga
berpendapat telah membuatmu seolah-olah “habis manis
sepah dibuang” dan apalah itu.
Semua
alasanku kau tolak mentah-mentah, kau mulai bicara tak karuan. Semua hanya
berawal ketika beberapa menit yang lalu aku menolak untuk kau telpon dengan
alasan yang telah beribu kali ku sampaikan padamu. Namun seolah semua alasanku
terpantul seluruhnya dari telingamu, bahkan tidak sempat mampir masuk meskipun
pada akhirnya akan keluar lagi. Kau mulai berceloteh tentang puluhan smsku
dengan sahabat baikku. Kau berceloteh dengan cepat mengungkapkan bahwa kau
telah membaca semua sms itu dan pada akhirnya mengataiku omong kosong.
Aku
hanya bisa menjawab iya, iya dan iya saja dan tidak lupa aku minta maaf juga
kepadamu. Lagi-lagi tanggapanmu negative. Hadduuuhhh…. Lalu aku
harus berbuat apa lagi? Dari semua kejadian ini, memang aku yang salah.
Kesalahan ini memang berawal dari aku. Aku memang yang terlalu memberikanmu
harapan di awal-awal dulu. Itu kesalahan terbesarku. Namun aku punya alasan
untuk itu, karena aku tidak tega melihat seorang cowok yang mengorbankan
semuanya untuk mendapatkan hatiku. Aku yang salah terlalu kasian terhadapmu
hingga luka yang kau terima terasa lebih sakit. Untuk itu aku benar-benar minta
maaf.
Kau
pernah mengatakan padaku bahwa kau kan berhenti mengejarku ketika aku memiliki
cowok dan aku harus mengenalkannya padamu. Namun kau tak pernah mengerti aku
bukan tipe cewek yang gampang jatuh cinta dan jujur saja aku tak mau main-main
ketika aku berkomitmen, untuk itu aku tidak sembarangan memilih pasangan. Dalam
perjalanan cintaku nanti aku hanya berharap tidak terlalu banyak membuang waktu
untuk pacaran. Aku ingin menjalani hubungan yang serius ketika aku berada di
usia-usia menikah. Itu prinsipku dan itu sudah berkali-kali kusampaikan padamu.
Terakhir aku juga mengatakan bahwa aku juga tidak bisa menebak siapa yang akan
menjadi belahan jiwaku kelak.entah orang lain, atau bahkan dirimu aku tidak
tahu. Andaikan mungkin memang dirimu yang dicipkatakan untukku akupun tak akan
mengingkarinya.
Namun
aku tak berani memastikan itu sekarang, karena masih banyak yang harus kita
lakukan. Masih banyak yang harus kita capai di usia kita sekarang. Lebih dari
sekedar urusan percintaan. Apalagi kau seorang laki-laki yang kelak akan
menafkahi keluargamu. Tolong pikirkan tentang itu semua. Ketika kelak kau
sukses, sudah merasa cukup untuk menikah, dan yakin aku adalah bagian dari
tulang rusukmu, maka datanglah kepada ayahku. Aku akan lebih meluangkan waktu
untuk memikirkan itu, dari pada sekarang aku hanya bisa menggantungmu dan menganggapmu
hanya sebagai angina lalu. Untuk sekarang aku tak membatasimu untuk dekat
dengan siapapun karena kau berhak mencari yang lebih baik. Dan untuk sekarang
cobalah focus pada hal lain, tahan dulu semua inginmu untuk membuat ikatan
denganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar